JAKARTA - Di tengah forum APEC Economic Leaders’ Meeting di Korea Selatan, Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan pentingnya pemberdayaan UMKM dan kerja sama lintas negara untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan kriminalitas di kawasan Asia Pasifik.
Menurutnya, pertumbuhan yang inklusif harus melibatkan semua lapisan masyarakat dan memastikan setiap negara anggota merasakan manfaat nyata dari perdagangan dan investasi.
Pemberdayaan UMKM sebagai Pilar Ekonomi Inklusif
Presiden Prabowo menekankan peran UMKM dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan. Ia menyatakan, program nasional Indonesia telah mengintegrasikan UMKM ke dalam rantai nilai global melalui akses keuangan dan digital. “Di Indonesia, kami menerapkan prinsip ini melalui program nasional yang memberdayakan usaha kecil dan koperasi untuk mengoptimalkan potensi mereka, meningkatkan kesejahteraan, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Prabowo.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem bisnis yang adil. Semua pihak diharapkan mampu bekerja bersama sehingga tidak ada satu pun wilayah atau kelompok masyarakat yang tertinggal dari perkembangan ekonomi regional.
Ancaman Kriminalitas Lintas Batas terhadap Stabilitas Kawasan
Dalam pidatonya, Presiden juga menyoroti ancaman kejahatan lintas batas yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi kawasan, seperti penyelundupan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkotika. Ia menekankan bahwa menghadapi tantangan ini tidak bisa dilakukan secara unilateral, melainkan membutuhkan kerja sama multilateral yang solid.
“Kita tidak dapat mengatasi bahaya-bahaya ini sendirian. Penyelundupan, penipuan, pencucian uang, perdagangan manusia, dan narkotika merupakan bahaya nyata bagi masa depan perekonomian kita,” tegas Presiden. Langkah-langkah penegakan hukum dan pengawasan perdagangan internasional menjadi bagian dari strategi Indonesia dalam menjaga integritas pasar dan keamanan masyarakat.
Indonesia sebagai Jembatan Ekonomi Maju dan Berkembang
Pengalaman Indonesia dalam melawan korupsi dan praktik bisnis tidak sehat dijadikan contoh oleh Presiden Prabowo. Indonesia siap berperan sebagai “bridge builder” antara ekonomi maju dan berkembang, dengan membagi praktik baik dan pengalaman penanganan masalah ekonomi dan sosial.
“Kita memerangi korupsi, penipuan, dan pebisnis rakus yang menghambat pertumbuhan riil. Pengalaman-pengalaman ini mungkin menempatkan Indonesia sebagai penghubung ekonomi maju dan berkembang dalam menghadapi tantangan ke depan,” jelas Prabowo. Posisi ini diharapkan dapat memperkuat diplomasi ekonomi Indonesia sekaligus memberikan inspirasi praktik pertumbuhan inklusif di kawasan APEC.
Multilateralisme sebagai Landasan Kerja Sama Regional
Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan menekankan pentingnya multilateralisme dalam menciptakan kawasan Asia Pasifik yang adil dan berkelanjutan. Ia menyerukan kerja sama nyata antarnegara anggota APEC agar manfaat perdagangan dan investasi dapat dirasakan seluruh masyarakat, bukan hanya sebagian kelompok.
“APEC harus memastikan manfaat perdagangan dan investasi menjangkau semua orang sehingga tidak ada satu pun perekonomian yang tertinggal. Mari kita bekerja sama untuk mencapai tujuan ini,” pungkasnya. Pesan ini menjadi pengingat bahwa ketahanan ekonomi kawasan bukan hanya soal pertumbuhan angka, tetapi juga tentang pemerataan, keadilan, dan keamanan sosial.
 
                    
 
             
                   
                   
                   
                   
                   
                
             
                
             
                                                      
                                                    
                                                      
                                                    
                                                      
                                                   